Kalau saat ini Malaysia punya gedung yang dibanggakan yaitu Twin Tower atau Petronas Tower. Nanti tidak akan ada apa-apanya dibandingkan dengan Signature Tower.
Gedung pencakar langit ini akan dibangun dengan banyak kegunaan. Gedung ini bakal menjadi kawasan perkantoran, apartemen, dan hotel. "Ini bakal menjadi kebanggaan dan herritage Indonesia. Lokasinya Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta, tepatnya di gedung Automall dulu.
Ini adalah lokasi dan alamat yang premium buat para pengusaha Indonesia untuk di jadikan kantor. Sebelumnya menjadi tempat penjualan mobil dan motor mewah berada di lokasi lot 6 kawasan SCBD. Gedung ini bagian dari Kawasan SCBD yang dikelola oleh oleh PT Danayasa Arthatama Tbk. Kepemilikan saham Tomy Winata di PT Danayasa Arthatama Tbk 0,001%, kemudian publik 17,58% dan pemegang mayoritas adalah PT Jakarta International Hotels & Development (JIHD) Tbk sebesar 82,4%. Pemilik saham Signature Tower adalah Tomy Winata di PT Jakarta International Hotels & Development (JIHD) Tb sebesar 15,87%, Sugianto Kusuma 9,76%, Santoso Gunara 0,40%, pemegang saham Indonesia, masing-masing dibawah 5% dengan total kepemilikan saham 53,32% dan pemegang saham asing dengan masing-masing persentase kurang dari 5% dengan total 20,65%.
Pembangunan gedung tersebut akan dilakukan mulai tahun ini dan rencananya akan dilakukan selama 6-8 tahun. Saat ini izin dari pemerintah pusat dan daerah belum di terbitkan, terutama soal keamanan penerbangan. Urusan tanah, masih berjuang untuk mendapatkan tanah itu, masih minta izin menkeu (menteri keuangan) untuk menggunakan tanah itu, keputusan di tangan Menkeu
Kepemilikan saham Tomy Winata berdasarkan laporan keuangan Maret 2011 di PT Jakarta International Hotels & Development (JIHD) Tb sebesar 15,87%, Sugianto Kusuma 9,76%, Santoso Gunara 0,40%, pemegang saham Indonesia, masing-masing dibawah 5% dengan total kepemilikan saham 53,32% dan pemegang saham asing dengan masing-masing persentase kurang dari 5% dengan total 20,65%. Dana yang di kucurkan kurng lebihUS$ 1 miliar, atau setara Rp 9 triliun. Signature Tower akan jadi gedung tertinggi di Indonesia, dan Adhi Karya Tbk sebagai pelaksana pembangunan gedung ini.
Dalam membangun proyek prestisius ini, Artha Graha Network melalui anak usahanya, PT Danayasa Arthatama Tbk, menggandeng MGM Hospitality di Las Vegas, Amerika Serikat.
Danayasa Arthatama menyebutkan jika di Amerika, orang mengenal kawasan Manhattan sebagai pusat keuangan dunia yaitu ditandai dengan Wall-Street, di Indonesia Kawasan SCBD memiliki Bursa Efek Indonesia dan kawasan bisnis lain. Pantas saja, kawasan ini digadang-gadang sebagai "the Manhattan of Indonesia".
Dengan menggandeng MGM Grand dan Bellagio dalam pengelolaan Signature, diharapkan dapat melengkapi predikat SCBD sebagai kawasan pusat bisnis terbaik di Indonesia.
Menara ini dirancang konsultan-konsultan berkelas dunia yang berpengalaman dalam pembangunan gedung-gedung mega-tinggi. Pembangunan ini juga didampingi konsultan-konsultan dalam negeri yang ternama pula.
Artha Graha menggandeng Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart & Associates, sebuah firma arsitektur ternama dari Atlanta, Amerika Serikat. Rancangan bangunan Signature Tower terinspirasi dari keindahan alam, kekayaan dan keragaman budaya Indonesia, serta perkasanya kepak sayap burung garuda sebagai simbol negara Indonesia.
Kalahkan Petronas
Jika merujuk daftar 100 gedung tertinggi di dunia yang dikeluarkan Council of Tall Buildings and Urban Habitat, Illinois Institute of Technology, Chicago, Amerika Serikat, Signature Tower akan menjadi gedung tertinggi kelima dunia. Tentu saja akan mengalahkan Petronas Tower di Kuala Lumpur, Malaysia, yang hanya memiliki ketinggian 452 meter dengan jumlah lantai 88.
Posisi pertama gedung tertinggi di dunia nantinya akan ditempati oleh Kingdom Tower, di Jeddah. Gedung ini akan menjulang 1 kilometer di atas permukaan tanah dengan jumlah lantai 156. Gedung perkantoran, apartemen, dan hotel ini baru dalam tahap pengajuan, sama seperti Signature Tower.
Gedung tertinggi pertama dunia saat ini, Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab, yang menjulang 828 meter dengan 163 lantai, nantinya akan menjadi gedung tertinggi kedua.
Sedangkan posisi ketiga gedung tertinggi dunia akan ditempati oleh Ping An Finance Center di Shenzhen, China, dengan tinggi 660 meter dan 115 lantai. Gedung perkantoran ini sedang dalam konstruksi. Rencananya, seluruh lantai gedung inni akan digunakan untuk perkantoran.
Tertinggi keempat adalah Seoul Light DMC Tower, Korea Selatan, yang masih dalam tahap rencana. Gedung yang menjulang 640 meter dan 133 lantai ini akan dijadikan perkantoran, hotel, dan apartemen.
Di Jepang, pada Selasa 22 Mei lalu baru saja membuka menara pemancar televisi yang memiliki ketinggian 634 meter. Bangunan berbentuk jarum ini pun diklaim sebagai menara pemancar tertinggi di dunia.
Banyak di antara mereka yang sudah memesan tiket lebih dari sepekan sebelumnya hanya untuk menaiki menara yang diyakini sebagai bangunan antigempa. Tak cuma itu, mereka juga bangga menara ini sebagai simbol ketahanan Negeri Sakura ini.
Memang, menara ini tidak sejangkung Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, yang tetap bergelar sebagai bangunan tertinggi di dunia saat ini yang menjulang 828 meter. Namun, menara ini telah menjadi kebanggaan masyarakat Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar